EMULSI
Emulsi dan suspensi tergolong dalam sistem dispersi, yang artinya bahwa
bahan tidak larut dalam medium, namun hanya tersebar merata dalam
medium.
Emulsi merupakan sediaan liquid yang mengandung satu atau lebih zat
aktif, yang berada dalam 2 atau 3 jenis cairan yang tidak saling
menyatu, namun terdispersi homogen, yang distabilkan oleh suatu
emulgator. Zat aktif dalam sediaan ini dapat berupa minyak, atau solid
yang terlarut dalam salah satu fase dalam sistem dispersi ini.
Sediaan emulsi ini didesain dalam dunia kefarmasian untuk memfasilitasi
penghantaran zat aktif yang berupa minyak, atau zat aktif yang larut
minyak. Jika hanya diberikan dalam bentuk minyak saja, maka tingkat
penerimaan pasien akan cenderung rendah.
Emulgator adalah suatu bahan yang dalam strukturnya memiliki bagian yang
lyofilik maupun lyofobik, yang mampu mengakomodasi droplet-droplet
cairan yang tidak saling campur, untuk dapat terdispersi dengan stabil.
Contoh dari emulgator adalah: Pulvis Gummi Arabicum (PGA), Tween, dan Span
HLB (hydrophyl-lipophyl balance) merupakan suatu tingkat keseimbangan
bagian hidrofil dan bagian lipofil dari suatu emulgator dalam membentuk
emulsi yang stabil. Untuk mendesain suatu emulsi, seorang formulator
perlu memahami HLB dari emulgator atau campuran emulgator yang akan
digunakan, untuk menstabilkan emulsi sesuai tipe emulsi yang
dikehendaki. Lebih daripada itu, beberapa fase minyak juga
mengindikasikan kebutuhan HLB (required HLB) yang harus dipunyai oleh
emulgator untuk menstabilkan emulsi pada dua jenis tipe emulsi.
Kriteria emulsi yang baik adalah:
1. Aman
2. Efektif dan efisien à sesuai dengan tujuan terapi
3. Merupakan disperse homogen antara minyak dengan air
4. Stabil baik secara fisik maupun khemis dalam penyimpanan
5. Memiliki viskositas yang optimal, sehingga mampu menjaga stabilitas dalam penyimpanan, serta dapat dituangkan dengan mudah
6. Dikemas dalam kemasan yang mendukung penggunaan dan stabilitas obat
Dalam emulsi dikenal istilah fase dispers dan medium pendispersi. Ada dua jenis tipe emulsi secara umum, yaitu:
1. Tipe air/minyak (A/M)
Tipe A/M berarti air (fase terdispersi) terdispersi dalam minyak (medium)
2. Tipe minyak/air (M/A)
Tipe M/A berarti minyak (fase terdispersi) terdispersi dalam air (medium)
Secara khusus dikenal pula tipe air/minyak/air dan tipe minyak/air/minyak.
Untuk membedakan tipe emulsi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemberian pewarna yang larut pada salah satu fase, kemudian
dilakukan pengamatan secara mkiroskopis terhadap kondisi emulsi yang
telah terwarnai salah satu fasenya.
Contoh: semisal digunakan methylen blue yang larut air, apabila diamati
melalui mikroskop, yang terwarnai adalah dropletnya, maka emulsi
tersebut bertipe A/M, begitu juga sebaliknya
Jika digunakan Sudan III yang larut minyak, apabila diamati melalui
mikroskop, yang terwarnai adalah dropletnya, maka emulsi tersebut
bertipe M/A, begitu juga sebaliknya
Catatan: untuk pemastian hasil, emulsi perlu ditest dengan 2 jenis pewarna tersebut
2. Pengenceran dengan menggunakan cairan salah satu fase. Jika cairan
untuk mengencerkan tersebut bercampur dengan emulsi, maka dapat
dipastikan bahwa cairan tersebut berperan sebagai medium pendispersi.
Catatan: untuk pemastian hasil, emulsi perlu ditest dengan 2 jenis cairan tersebut
Sistem emulsi merupakan sistem dispersi yang diupayakan untuk
memanipulasi dalam waktu tertentu, dua cairan yang secara alami tidak
saling menyatu, sehingga suatu saat fase-fase dalam sistem tersebut
dapat memisah sesuai dengan kealamiannya (by nature). Fenomena
ketidakstabilan emulsi dapat diamati sebagai berikut:
1. Creaming
Creaming merupakan peristiwa pemisahan fase yang terjadi sementara, yang dapat didispersikan kembali dengan penggojogan ringan
2. Cracking
Cracking merupakan peristiwa pemisahan fase yang permanen, yang tidak dapat didispersikan kembali
3. Inversi
Inversi merupakan persitiwa perubahan fase sekonyong-konyong sebagai
akibat dari perubahan temperature yang ekstrim. Inversi ini dapat
berimbas pada penurunan tingkat penerimaan pasien.
C. SUSPENSI
Suspensi merupakan sediaan yang merupakan sistem dispersi dari partikel
zat aktif solid yang memiliki kelarutan yang rendah pada medium. Yang
diharapkan dari suatu sediaan suspensi adalah bahwa sistem terdistribusi
homogen saat digunakan.
Untuk itu yang menjadi criteria dalam sediaan suspensi adalah:
1. Aman
2. Efektif dan efisien
3. Partikel solid stabil secara kimia dalam medium
4. Partikel solid terdistribusi merata, tidak boleh cepat mengendap,
kalaupun mengendap dapat diredispersikan kembali dengan penggojogan
ringan
5. Tidak membentuk cake (endapan massif yang kompak pada dasar botol yang tidak dapat diredispersikan kembali)
6. Partikel solid tidak mengapung (floating)
Suspensi didesain dalam dunia kefarmasian untuk mengakomodasi
penghantaran zat aktif solid yang perlu dihantarkan dengan sediaan
liquid, yang memiliki kelarutan yang rendah terhadap medium.
Dalam suspense dikenal dua sistem yaitu:
1. Sistem flokulasi
Dalam sistem ini, saat tidak dilakukan intervensi mekanik apa pun,
partikel-partikel solid saling bergabung perlahan membentuk flok dengan
ikatan yang lemah. Dengan terbentuknya flok ini, maka flok akan cepat
mengendap dan supernatant/medium akan tampak relatif jernih. Namun
dengan adanya kerenggangan dalam struktur flok ini, apabila sistem
digojog, maka partikel akan mudah terdispersi kembali.
2. Sistem deflokulasi
Dalam sistem ini, partikel-partikel solid tidak membentuk flok, dan
sebagai akibat gravitasi, mengendap perlahan pada dasar. Berhubung
partikel tersebut mengendap perlahan, maka terjadi suatu penataan
partikel di dasar botol yang cenderung membuat endapan menjadi kompak
dan keras (terbentuk cake) yang relative sulit untuk didispersikan
kembali dengan penggojogan ringan.
Kedua sistem tersebut bukan merupakan suatu pilihan. Formulator perlu
mengakomodasi kebaikan dari dua sistem tersebut untuk sediaan suspensi
yang berkualitas (lama mengendap, sekalipun mengendap dapat
diredispersikan kembali dengan mudah, sehingga dalam
pemakaian/penggunaan obat dapat memberikan sejumlah partikel yang
terdistribusi homogen dalam medium) dalam penyimpanan waktu yang
dikehendaki.
Komposisi dari sediaan suspensi adalah:
1. Zat aktif dengan kelarutan yang rendah pada medium
2. Medium suspensi yang diharapkan (dapat berupa air atau minyak)
3. Wetting agent à surface active agent
Solid yang memiliki kelarutan yang rendah dalam medium cenderung
memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Keperluan menyertakan wetting
agent disini adalah agar tegangan permukaan solid dapat diturunkan,
sehingga solid dapat terbasahi dengan baik, dapat berada dalam medium,
tidak terjadi pengapungan partikel (floating)
4. Viscocity enhancer
Viscocity enhancer dibutuhkan untuk membentuk struktur pembawa
(structured vehicle) yang mampu menahan laju pengendapan partikel.
Semakin kental sistem, maka laju pengendapan partikel akan semakin
rendah (salah satu intepretasi dari Hukum Stokes)
5. Agen pemflokulasi
Agen pemflokulasi dibutuhkan untuk menstimulasi partikel-partikel
membentuk flok, sehingga resiko terbentuknya cake dapat dihindari.
Namun, perlu diperhatikan penambahan agen pemflokulasi ini, diarahkan
untuk flokulasi yang terkendali (controlled flocculation)
6. Additives
Sebagai additives disini dapat digunakan: gula (yang juga dapat
berfungsi sebagai viscocity enhancer) atau pemanis, pewarna,
antioksidant, pengawet (yang kesemuanya harus larut pada medium)
Suspensi juga dapat digunakan secara oral, topical, maupun parenteral.
Namun hal yang perlu diperhatikan terutama dengan penggunaan parenteral
adalah kadar solid, ukuran partikel solid (micro or nano sized) dan
bentuk partikel solid (spheris), selain sterilitas dan kondisi
pyrogen-free. Demikian juga dengan penggunaan topical yang ditujukan
pada mata (ophthalmic suspension), perlu juga melihat ukuran dan bentuk
partikel, sealing sterilitas. Dalam ophthalmic suspension, kondisi
pyrogen free tidak dipersyaratkan, mengingat pemberian dilakukan secara
topical.
tentangm farmasi
JavaScript
Daftar Album
-
▼
2013
(9)
-
▼
Desember
(9)
- ...
- EMULSI Emulsi dan suspensi tergolong dalam sistem...
- SUPPOSITORIA Suppositoria merupakan sediaan padat...
- obat dan bentuk sediaan obat Untuk menyembu...
- pulvis Serbuk ( pulvis ) adalah campuran ke...
- Pentingnya Ilmu Farmakologi Dalam ilmu fa...
- Kehidupan Kapsul Apabila kita m...
- dunia mimpi ana...
- Keistimewaan Dalam Farmakognosi Obat mungk...
-
▼
Desember
(9)
Bookmarks
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
luar biasa (Y)
BalasHapustrima kasih.
BalasHapusatas fujian nya.
kalaw ada yang kurang boleh di tambahkan